Search

28/12/10

Jaran jinggo,Seni Budaya yang Hampir Punah dari Lamongan

             Jaran Jinggo bisa dibilang satu diantara seni budaya Lamongan yang terancam punah. Salah satu seni budaya Kabupaten Lamongan yang seharusnya dilestarikan kini mulai ditinggalkan. Jaran Jinggo adalah salah satu seni budaya khas lamongan yang sekarang ini jarang diminati oleh banyak masyarakat Lamongan. Seni yang satu ini adalah berupa pertunjukan kuda yang dapat menari dengan diiringi irama sholawat yang indah dilihat. Kelompok masyarakat juga seni ini menjadi sumber pangan bagi orang-orang yang mau menekuninya. Jaran Jinggo banyak disewa untuk memeriahkan acara hajat masyarakat.Dan disetiap Jaran Jinggo disewa untuk menghadiri hajat masyarakat yang datang untuk menyaksikan sangat banyak. Jaran Jinggo juga biasa digunakan saat acara karnaval kemerdekaan RI atau agustusan. Namun kini seiring berkembangnya waktu masyarakat mulai meninggalkan seni budaya ini. Karena memang harganya yang mahal untuk menyewa Jaran Jinggo, masyarakat sekarang ini juga cenderung lebih suka menyewa orkes melayu atau dangdut pada saat acara hajatan ataupun menyewa marchingband pada saat karnaval kemerdekaan (agustusan).
*Bagaimana kebolehan seni yang mengandalkan binatang yang namanya kuda ini ? Jarang jinggo demikian orang menyebutnya seni budaya yang biasanya dihadirkan untuk hajat khitanan ini. Disebut jaran (kuda) jinggo, bisa jadi karena seni budaya perpaduan Islami-Jawa asal Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan ini mengandalkan kelebihan binatang kuda. Penonton akan dibikin tertegun akan kebolehan binatang piaraan ini. Maklum, bukan hanya dandanannya saja yang serba gemerlap bak pakaian sang raja yang menyita banyak mata. Lebih dari itu, perilakunya yang menyerupai manusia membuat banyak kepala bergeleng-geleng karena kagum.Bagaimana tidak, dua ekor binatang ini bisa berjoget mengikuti irama terbang dan jidor (semacam beduk), jenis alat musik Islami. Jaran Jinggo ini biasanya dinaiki atau ditunggangi bocah belia yang didandani bak raja biasanya seorang anak kecil yang sedang punya acara. Jaran Jinggo bisa larut dalam gerakan, binatang ini manggut-manggut mengikuti irama jidor. Jarang Jinggo bisa menyampaikan salam hormat dengan cara bersujud kepada penonton. Kadang pula ketika digelarkan tikar dan lengkap dengan bantal, binatang jantan bersujud dan mulutnya mencium bantal. Sejurus kemudian, binatang ini tertidur pulas di atas tikar.
Konon, selain berkat pawang hewan yang handal gerakan kuda termasuk seniman lainya ini dibawa pengaruh majic. Indikasinya, begitu sang pawang mencoba membangunkannya dengan sebilah keris yang digenggam ditangannya biasanya sontak mahluk yang membujur kaku ini terbangun. Kini pemkab Lamongan berusaha membangkitkan lagi seni budaya ini yang hampir punah karena perkembangan zaman salah satunya dengan cara mengadakan parade seni dan budaya setiap tahun dengan nama Lamongan Art dan Jaran Jinggo adalah salah satu seni budaya yang ditampilkan di acara tersebut. Sehingga nantinya diharapkan budaya warisan leluhur ini bergairah lagi dan tidak lenyap ditelan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar